Thursday, October 4, 2012

Profil karyaku


Nama lengkap                   : Wulida Umun N. U.
Nama panggilan                : Wulida
Tempat, tanggal lahir      : Bojonegoro, 21 Juli 1996
Hobi                                       : Menonton Tv
Cita-cita                                : Pengacara
Warna  favorit                   : Biru
Makanan favorit               : Gudeg
Prestasi                                                : -      Juara II Matematika se-kabupaten
-          Juara I Cerdas Cermat Mapel beregu se-kabupaten
Nama orang tua                                : -      Ayah            : Hadi S.
-          Ibu               : Gyanti
Riwayat pendidikan        : -      Tk Tunas Rimba
-          SD Negeri 1 Dander
-          SMP Negeri 3 Bojonegoro


Profil

Biru Calon Pengacara

                Cewek berwajah lugu ini adalah murid baru SMAN 2 Bojonegoro. Dia telah berhasil mengalahkan ratusan anak untuk terpilih menjadi siswa baru. “Saya bisa masuk SMAN 2 Bojonegoro karena belajar dari tes tahun lalu,” ujar gadis bernama lengkap Wulida Umun N. U.. Bukan hal yang mudah untuk masuk SMAN 2 Bojonegoro karena selain harus belajar, juga mencari informasi tentang tes skolastik. Ternyata wanita kelahiran Bojonegoro, 21 Juli 1996 ini memiliki cita-cita yang mulia, yaitu menjadi seorang pengacara. Putri bapah Hadi S. tersebut berkata, “Saya ingin menjadi pengacara karena ingin membela orang tertindas,”. Sungguh cita-cita yang mulia dibalik kesederhanaan wanita penyuka biru. Meski hanya hobi melihat Tv, penikmat gudeg ini pernah berprestasi ketika SD dulu. Antara lain juara II Matematika se-kabupaten dan juara I CC Mapel beregu se-kabupaten. Prestasi yang membanggakan, walau kesekolah cuma naik angkutan umum. Gadis pemakai kaos kaki berwarna tersebut sering mengikuti ekstra pramuka saat di SMP dulu. Saat ZZ bertanya kenapa sekarang mengikuti ekstra Jurnalistik Zig-Zag bukan pramuka, dia menjawab, “Memang dulu saya gemar pramuka, namun dikelas X ekstra pramuka wajib jadi saya memilih ekstra lain untuk mengembangkan bakat yang kumiliki,”. “Terus kenapa memilih ZZ padahal masih banyak ekstra yang lain di SmaDaBo,” Tanya ZZ. “Karena di ekstra jurnalistik ZZ ini, ekstranya tidak membosankan malahan selalu ada motivasi membangun dari kakak-kakak ZZ dan Pak Prawoto selaku Pembina ekstra, gak ada ruginya, pasti untung melulu dan mengasyikkan ekstra jurnal, pokoknya is the best deh,” ungkap cewek yang beralamat Ds. Dander, Kab. Bojonegoro. Penjelasan menarik dari sosok penuh semangat, membuat tersenyum orang yang mendengarnya. “Sebenarnya selain hobi lihat Tv, saya hobi menulis diary, kadang kalau lagi galau juga menulis puisi,” lanjut Wulida. Dibalik cita-citanya menjadi pengacara, memang dia tidak salah memilih ekstra ZZ yang dapat membangun kepribadiandan keberanian bicara didepan umum. Semoga kamu bisa meraih cita-cita tersebut. Semangat, rajin, disiplin. Keep fighting!
                                                SECUIL CERITA BERSAMA BINTANG


                        Di sebuah sendu penuh misteri kala matahari bersiaga kembali ke peraduannya. Hanya lamunan penuh asa yang setia menemaniku. Lama aku menanti rembulan dan bintang-bintang yang tersenyum seperti halnya dulu. Akankah mereka bersedia merekahkan bibir lembut nan manisnya secara cuma-cuma hanya untuk seorang budak. Bukan budak para raja di bumi, namun budak dari seorang budak. Merelakan tenaga,pikiran,bahkan perasaan secara percuma kepada budak-budak kesayangan dewa-dewa budak. Tak pernah terlintas dalam hati ini mempermasalahkan sebuah jabatan. Jabatan yang sangat tak penting untuk diperebutkan. Aku hanya ingin mencontoh teladan dari sebuah novel yang diceritakan oleh guruku bahwa seorang lakon pada novel tersebut selalu menatap  hari demi hari dengan keindahan yang berbeda. Sebuah keputusan dewa budak di hari lain belum dapat diterima batin ini. Akan tetapi, di hari yang berbeda keputusannya secara perlahan bisa membuka mata hati kembali. Tak ada yang salah dalam semuanya, kecuali kau. Kau memilih pilihan yang belum benar. Kau menyalahkan mereka yang tak tahu apa-apa. Kau terlalu memandang dengan sebelah mata. Salahmu karena hanya melihat dunia dengan satu sisi saja. Kau adalah aku,kau yang salah adalah aku yang salah. Namun percuma menyalahkan diri sendiri. Pengalaman tersebut akan kujadikan pelajaran berharga sampai kelak nanti. Tak ada dendam,tak ada maaf. Semuanya kan kulupakan seperti tidak pernah terjadi apapun.
                                   
Kebiasaan merevisi tulisan,sering menjadi batu penghalang dalam diriku untuk menyelesaikan sebuah tulisan. Sehingga seperti sekarang, empat carik kertas ini tak segera terisi penuh. Mungkin suasana dan keadaan ramai, atau ada masalah lain yang membuatku terkesan sulit menyelesaikannya. Aku bingung, kenapa malah balik bertanya pada diri sendiri. Ataukah kesenangan tadi malam yang menghapus segala keluh kesahku minggu-minggu ini. Ku rasa iya dan benar. Tapi, jika aku ceritakan “itu” aku agak takut. Bahkan bisa dikatakan memang sebuah ketakutan yang menyelimutiku. Sebuah ketakutan jikalau tulisan sederhana ini tidak terkonsep,tidak runtut. Namun, kata-kata beliau masih terngiang di pikiranku, ”Tulisan itu tidak ada yang salah”,tuturnya. Hingga kucoba untuk yakin dan percaya akan sebuah pesan tersebut.
                                   
Sebuah hidup,sebuah hari-hari berbeda dari dua tahun yang lalu. Bumi pertiwi dan kehidupan penuh warna  pelangi. Suka dan duka, senang,sedih,haru,bahagia,sakit,susah,dan masih banyak lagi warna-warni pelangi di hidupku. Berawal dari kefanatikan anak ingusan terhadap sesuatu. Membuatnya rela mengorbankan apapun demi mencapai “sesuatu” tersebut. Penting atau tidaknya tak menghiraukan mereka asal dapat bahagia. Jarak yang memisahkan tak jadi penghambat,jangankan jarak, tenaga,waktu,dan uang  melayang diterpa angin kesenangan . Raut wajah mereka masih menghalang-halangi bayangan kepalaku ketika aku menorehkan tulisan di kertas ini. Wajah-wajah lelah, wajah-wajah kelaparan para penggemar. Bukan kesenangan belaka, tapi kepuasaan batiniahlah yang di rasakan mereka,yang juga terasakan olehku di malam gelap itu. Sebuah angan-angan kecil yang dulu tak dapat kuraih, kini telah kucapai. Semuanya jadi mimpi-mimpi kecil yang terbang bersama  cahaya kunang-kunang menerangi malam kelabu. Awalnya aku di ajak oleh seorang teman untuk mengikuti acara M&G. Berfikir dan berfikir perlu waktu bagiku untuk membuat sebuah keputusan sederhana. Akhirnya kata “iya” yang terucap dari bibir mungilku. Aku dan temanku,sebut saja Lia berangkat penuh semangat. Kupacu gas pada tumpangan yang kukendarai dengan kecepatan kuda. Sebelumnya bayangan M&G bersama group band terkenal,yaitu D’Masive adalah acara yang terkonsep. Namun Tuhan berkehendak lain,baynganku selalu saja tidak sama. Kami, tidak meuju ke penginapan group band tersebut akan tetapi malah menuju ke basecamp Masivers Bojonegoro. Mereka menamai diri mereka dengan “MASBONY” yang artinya Masivers Bojonegoro Comunity. Hal yang tidak terduga siang itu,dapat bertatap muka dengan anak-anak masivers Bojonegoro. Padahal kata hati berkata lain, “Aku bukan seorang masivers”. Belum lama kusandarkan punggungku di tembok, datanglah satu persatu anggota masivers dari kota lain. Mereka berasal mulai dari Blitar,Pasuruan,Kediri,dan Lamongan. Pengalaman baru bagiku,bertemu dan bercengkarama bersama teman-teman yang juga baru pula. Ternyata saat itu pihak group band masih sesi wawancara di sebuah radio lokal di Bojonegoro. Hari mulai menunjukkan kegelapannya aku dan anak-anak masivers menuju ke Hotel Pazia untuk menunggu kedatangan sang G-Star. Tak terlintas sebelumnya menunggu di trotoar jalan bersama-sama, bukan kesalahan hanya sebuah pengalaman kecil. “Em.. jadi begini ya,rasanya jadi fans berat itu”,bisikku dalam hati. Foto bersama menjadi pilihan menghilangkan jenuh ditemani hilangnya sang surya yang berjalan ke arah barat bersama langit merah. Ketika itu juga datanglah yang kami nanti-nanti. Personil D’Masive mendekat dengan mengendarai mobil hitam yang berplat hitam pula. Aku dan teman-teman berteriak seperti orang gila,gila akam bintang yang bersinar di bumi kesenangan dunia.
                        Sayangnya kami belum diperbolehkan masuk menemui sang bintang. Namun tak beberapa lama kemudian, turunlah personil D’masive sambil melambaikan tangan dengan lembut. Hingga seorang tinggi besar berkepala botak menghampiri aku dan masivers yang lain dan mempersilahkan untuk masuk. Di depanpintukamar Guest star, aku menunggu sosok terang yang terkenal muncul dari persembunyiannya. Lalu keluarlah mereka dengan wajah mempesona. Betapa bahagianya diriku,semuanya seperti mimpi saja. Satu persatu personil D’Masive menjabat tangan kami dengan senyuman dan pertanyaan kecil. Mereka memang manusia biasa,tapi mereka adalah bintang kejora yang menyinari wajah-wajah penuh peluh dengan senyuman. Hari itu adalah moment terindah dalam hidupku. Tak henti-hentinya kami memotret dan memandang takjub grup band tersebut. Entah jarum jam ditanganku menunjukan pukul berapa,Ryan,vokalis dari D’Masive memulai acara M&G beserta peresmian “MASBONY”. Dimulai dengan do’a dari sang drummer, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan kue tart. Kesempatan yang luar biasa didapatkan oleh mbak Lisa, selaku ketua Masivers Bojonegoro . Dia mendapatkan kesempatan memperoleh suapan sepotong kue dari vokalis D’Masive .Mbak Lisa juga mendapat keistimewaan bisa foto eksklusif dengan semua personil D’Masive . Sayangnya basist yang dapat dibilang sangat ganteng itu tidak ikut keluar. Katanya kurang enak badan , tutur temannya saat diwawancarai di radio local tadi. Maklum, merekabukan Tuhan yang tak pernah bahkan tak punya rasa lelah. Mereka hanya manusia yang butuh istirahat . Setelah pemotongan kue adalah sesi foto bersama .Sialnya wajahku tidak kelihatan karena saking banyaknya fans yang ingin foto. Sialnya lagi gara-gara bingung ,aku tak sempat meminta tanda tangan sang G-Star.  Sangat disayangkan karena ini merupakan kesempatan yang tak biasa .Tapi tak apalah ,bertemu dan bersalaman cukup membuatku puas hari itu. Gema adzan maghrib telah berkumandang,dan selesailah acara M&G kali ini. Dalam benakku berfikir ,kenapa pertemuannya harus sesingkat kedipan mata.  Setelah selesai, aku dan para masivers segera menuju ke Veteran ,tempat berlangsungnya konser live J-Rocks dan D’Masive.  Kami menunggu gerbang buka sambil membagikan potongan kue yang tadi di potong oleh Ryan. Semakin lama dan lama penonton mulai membludak memenuhi parkiran . Padahal waktu masih menunjukkan pukul 18.30 WIB,dan acaranya di mulai pukul 19.00. Parkiran seluas lapangan bola telah dipersiapkan untuk ratusan penonton yang diperkirakan akan memadati Veteran .Mobil-mobil polisi juga telah dikerahkan untuk menjaga berlangsungnya acara.

Tapi aku merasa aman meskipun diliputi rasa berkecamuk menonton konser semeriah itu . Kami para masivers menyusun tak-tik ketika di dalam. Yaitu intinya cowok harus melindungi yang cewek dan jangan sampai ada yang boleh pencar. Tepat pukul 19.00 WIB gerbang di buka .Aku dan para penonton lain mulai antri masuk ,namun dengan keamanan ketat. Tas kami diperiksa satu persatu oleh polwan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Kulihat pula seorang tinggi gagah berpakaian hijau membawa seekor anjing hitam yang menggonggongi kami . Suara gongongan anjing lain saling menyahut dari balik mobil box milik polisi. Kemudian aku masuk dengan teman-teman lain. Semut-semut merah seakan tak mau kalah dengan ramainya manusia. Entah merasa terganggu atau alasan lain, para semut mengigit setiap manusia yang dirasa mengusik daerahnya. Bukan Indonesia namanya kalau tidak molor. Sudah sejam dari jadwal,acara tak kunjung dimulai. Sekitar 30 menit kemudian barulah dimulai dengan pembukaan lagu “INDONESIA RAYA”. Aneh sih,dan diikuti opening band dari band apalah namanya aku tak tahu. Hingga tibalah saat yang dinanti, munculnya J-Rocks,G-Star pertama. Aku berteriak mengikuti suara penonton lain memanggil-manggil nama J-Rocks. Kami berteriak memecah kesunyian istana langit dan seakan membangunkan dewa langit dari tidur lelapnya.

                                    Betapa senangnya hatiku, grup band yang ku sukai sedari kecil dapat kulihat live didepan mata. Maklum aku suka menceritakannya karena ini kali pertama aku melihat live sebuah konser. Meski D’Masive juga kusukai, namun tak dapat kupungkiri kecintaan yang lebih kepada J-rocks. Bisa dibilang tidak konsisten,cap untuk diriku ketika aku ditanya oleh salah seorang masiver di sampingku,“Kamu J-Rockstar apa Massivers sih ?”,tanyanya . Aku menjawab dengan nada terbata-bata.”Em…. dulu.. dulunya sih J-Rockstar tapi sekarang Masiver kok”. “Nggak konsisten!!”, bantah diriku kepada diriku sendiri dalam benak. Sekarang yang masih berkecamuk dalam fikiranku yaitu “Aku adalah masivers palsu yang terjebak ke dalam grup sekompak dan sebaik teman-teman masivers”. Biarlah ini memang sebuah ketidaksengajaan yang mengasyikkan. Setelah penampilan J-Rocks,tibalah saatnya D’Masive yang menunjukkan penampilan terbaiknya. Saat baru lagu pertama yang dibawakan,penonton dari kiri panggung mulai rusuh. Melempar-lempar batu ke arah sembarangan. Aku ketakutan melihatnya,tak bisa dibayangkan jikalau terjebak dalam amukan massa di tengah lapangan. Tapi Allah masih sayang padaku,cowok-cowok masivers dan bukan masivers melindungiku dan teman-teman cewek yang lain dari hantaman batu. Sesaat kemudian,kericuhan teratasi oleh tangan-tangan polisi. Lanjutlah jingkrak-jingkrak sambil basah-basahan peluh keringat dan air yang disemprotkan panitia. Malam minggu ini adalah malam terindah dari malam-malam kelabu sebelumnya. Malam penuh pengalaman seru dan menegangkan. Sebuah kata berisi do’a menuntunku menyelesaikan tulisan ini yang belum tentu bermakna di hadapan orang lain. Namun aku bahagia dapat menulis dan aku suka menulis.